Simbol Identitas dalam Novel Puya ke Puya karya Faisal Oddang

Faruq Hamdani

Abstract


ABSTRAK: Karya sastra merupakan refleksi zaman yang mewakili pandangan dunia pengarang, tidak sebagai individu melainkan anggota masyarakat atau kelompok sosial tertentu. Pandangan dunia pengarang merupakan interaksi dari pandangan pengarang dengan kelompok sosial masyarakat di sekitar pengarang. Simbol merupakan istilah lain dari kata lambang. Lambang tersebut dimunculkan atas sebuah konsep kebudayaan.

Bagi orang Toraja, kematian sebuah tubuh bukanlah suatu peristiwa yang begitu menyedihkan, membuat hati teramat susah, dan merupakan akhir seperti yang dipandang di tempat lainnya. Sebaliknya, kematian hanyalah merupakan satu tahap dalam sebuah proses panjang yang terurai satu persatu. Orang-orang tersayang yang telah meninggal dirawat di rumah selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun setelah ia meninggal.

Penelitian ini dilakukan untuk Mempermudah pembaca untuk mengetahui simbol-simbol identitas dan memahami makna simbol identitas yang tercermin dalam novel puya ke puya karya Faisal Oddang. Tujuan penelitihan ini adalah mendeskripsikan dan menjelaskan beberapa jenis simbol Identitas dan makna simbol identitas dalam novel Puya ke Puya diantara lainnya (1) Simbol Identitas Fisik (2) Simbol Identitas Pranata Sosial (3) Simbol Identitas Budaya Khusus, Makna simbol Identitas (1) Alam dan Kreatifitas Sosial (2) Keberadaan Manusia (3) Diksi Sosial.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Secara keseluruhan memanfaatkan cara-cara penafsiran dengan menyajikannya dalam bentuk deskripsi hal ini dikarenakan data-data yang hendak diperoleh dari penelitian ini adalah kata-kata, frasa, kalimat dll. Sebagai bagian perkembangan ilmu sosial, kualitas penafsiran dalam metode kualitatif dengan demikian dibatasi oleh hakikat fakta-fakta sosial.

Berdasarkan hasil analisis Perbedaan kasta sosial sangat tampak dalam tradisi yang dikisahkan melalui novel tersebut. Mulai dari bentuk upacara pemakaman sampai pada posisi peletakan jasad di kuburannya. Data yang diperoleh bahwa suatu kebudayaan dapat memiliki suatu corak yang khas, antara lain memiliki unsur kebudayaan fisik yaitu (1) Tongkonan (2) Kain khas Toraja (3) Kain Hitam (4) Pohon tarra (5) Passiliran (6) Ballo (7) Lantang (8) Dondi (9) Tau-tau (10) Lumbung. Simbol Identitas pranata-pranata dengan suatu pola sosial khusus yaitu, (1) Indo dan Ambe (2) Penuluan (3)Tana Bulaan (4) To Balu (5)Kerbau dan Babi (6) To Pa’tinggoro (7) Mangriu’ Batu (8) Mantunu Tedong dan Simbol identitas kebudayaan khusus yaitu (1) Aluk (2) Puya (3) To mambali puang (4) Puang matua (5) Rambu solo (6) Rambu Tuka (7) Bambo. Dari semua simbol yang peneliti ambil memiliki makna simbol yang yang terbagi tiga yaitu (1) Alam dan Kreativitas sosial (2) Keberadaan Manusia (3)Diksi Sosial.

Berdasarkan uraian di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi perkembangan ilmu kesusastraan, dalam hal ini kaitannya dengan menambah khazanah kajian sosiologi sastra. Adapun pembahasan dalam penelitian ini dapat menyumbangkan wacana baru terkait analisis menggunakan pendekatan sosiologi sastra menurut Wordsworth.

Kata-kata kunci: Simbol, Identitas, Novel


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.