ANALYSIS OF ARTICLE 40 LAW NO. 41 OF 2004 CONCERNING WITHDRAWAL OF WAKAF ASSETS
Abstract
Dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 disebutkan bahwa wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan menyerahkan harta bendanya untuk dimanfaatkan guna keperluan ibadah atau kesejahteraan umum yang sesuai dengan syariah, baik selama-lamanya maupun selama-lamanya berdasarkan waktu tertentu. pada kepentingannya. Meski sudah diatur dalam UU No. 41 Tahun 2004, namun dalam praktiknya masih saja muncul persoalan, seperti pencabutan harta benda wakaf. Perbuatan ahli waris atau ahli waris wakif yang menarik atau mengembalikan harta wakaf disebut penarikan harta wakaf. Penarikan harta wakaf masih banyak terjadi di masyarakat karena belum ada regulasi yang mengaturnya. Tidak ada informasi mengenai penarikan harta benda wakaf dalam pasal 40 undang-undang no. 41 Tahun 2004, dan tidak ada penafsiran butir g (dialihkan dalam bentuk pengalihan lain) dalam pasal 40 undang-undang no. 41 Tahun 2004 dalam Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2006. Akibatnya, masih belum jelas apakah penarikan harta wakaf itu sah atau tidak.
Kata Kunci: Analisis Pasal 40 UU No. 41 Tahun 2004, Penarikan, Wakaf.
Full Text:
PDFReferences
Al-Maraghi, A. M. (1986). Terjemah Tafsir Al-Maraghi (Juz 3). Sumber Ilmu.
Arief, H. (2016). Pengantar Hukum Indonesia. PT. LKIS Pelangi Aksara.
Astarudin, T. (2021). Perubahan Status dan Peruntukan Tanah Wakaf. November.
Az-Zuhaili, P. D. W. (2011). Fiqih Islam Wa Adillatuhu Jilid 10. Gema Insani Press.
Azmi, N. (2016). Penarikan Harta Wakaf Menurut Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004
Badan Wakaf Indonesia. (2020). Tujuan Dasar Berwakaf.
Hamidy, H. (2018). Timjauan Fiqh Wakaf dan Kompilasi Hukum Islam terhadap problematika Penarikan Tanah Wakaf Musholla Darul Amin di Desa Coper Kidul Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo. Journal of Controlled Release, 11(2), 430–439.
Kartikasari, D. E., Tjung, A. N. P., & Hilma, C. R. (2019). Kedudukan tanah wakaf yang dikuasai ahli waris. 24(41), 106–117.
Kementrian Agama. (n.d.). Kementrian Agama.
Khoerudin, A. (2018). Tujuan Dan Fungsi Wakaf Menurut Para Ulama Dan Dan Undang-Undang Di Indonesia. Tazkiya, 19, 1–10.
Naja, D. (2021). (Percepatan) Sertifikasi Tanah Wakaf.
Ngutra, T. (2016). Hukum dan Sumber-Sumber Hukum. Jurnal Supremasi, XI(2), 193–211.
Nugroho, M. W., & Rozihan. (2022). Penarikan Kembali Asset Wakaf Oleh Ahli Waris Wakif ( Studi Di Kecamatan Mranggen). 41, 1030–1038.
Paputungan, D. R. H. (2015). Wakaf Tanah Milik Sebagai Bentuk Peralihan Hak. III(4), 55–63.
Raharjo, H. (2018). Sistem Hukum Indonesia. Media Pressindo.
Rahmatillah, N. A. (2017). Penarikan kembali tanah Wakaf oleh Ahli Waris.
Sunarto, A. (n.d.). Terjemah Shahih Bukhari (Jilid 4). CV Asy Syifa’.
Ulum, M. B. (2016). Tinjauan Fiqih Dan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Terhadap Penarikan Tanah Wakaf Oleh Ahli Waris (Studi Kasus di Masjid Baitul Muttaqin Desa Kalisalak Kecamatan Limpung Kabupaten Batang).
Undang-undang No. 41 Tahun 2004. (2004). Undang-undang No. 41 Tahun 2004. Bwi.Go.Id, 1, 1–40.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Alamat Redaksi:
Kantor: Prodi Ahwal Syakhshiyyah
Fakultas Agama Islam (gedung Usman bin Affan),Universitas Islam Malang (UNISMA)
Phone: 081334447073, 0341 - 580547, Fax.: 0341 - 552249
Email: hikmatina@unisma.ac.id
Alamat: Jalan Mayjen Haryono 193 Malang 65144