STUDI MANAJEMEN PENANGANAN SAPI ANTEMORTEM DAN POSTMORTEM SERTA KELAYAKAN DAGING SAPI KONSUMSI DI BEBERAPA RUMAH POTONG HEWAN (RPH) KABUPATEN PROBOLINGGO

Nisa Mufidah, Umi Kalsum, Usman Ali

Abstract


Tingginya permintaan masyarakat terhadap daging sapi menyebabkan intensitas pemotongan juga semakin meningkat. Hal ini menyebabkan terpusatnya perhatian pada Rumah Potong Hewan (RPH) sebagai unit penghasil daging. RPH sangat diperlukan untuk menjamin kualitas daging yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi manajemen penanganan sapi antemortem dan postmortem serta kelayakan daging sapi konsumsi di beberapa RPH Kabupaten Probolinggo.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari – Juni 2021. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik. Pengamatan penanganan sapi antemortem dilakukan secara observasi yang meliputi : pemeriksaan kesehatan hewan, sikap jalan dan tegak badan, kulit, rongga mulut, rongga hidung, kebasahan hidung, selaput lendir mata dan suhu badan. Pemeriksaan postmortem dilakukan secara obeservasi yang meliputi : pemeriksaan kepala, pemeriksaan karkas, pemeriksaan organ dalam (hati, jantung, pari-paru, limpa, ginjal, rumen, retikulum, omasum dan abomasum). Sedangkan kelayakan daging konsumsi diambil dari data sekunder tahun 2019, 2020, dan 2021 bulan terakhir hasil analisis di enam RPH Kabupaten Probolinggo pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Probolinggo. Identifikasi mikroba dilakukan pada Laboratorium Kesehatan Hewan Malang berdasarkan SNI 3932 (2009) tentang persyaratan mutu mikrobiologis daging sapi, yaitu : Total Plate Count (TPC), Eschericia coli, Coliform, Staphylococcus aureus dan Salmonella sp.

               Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa di enam RPH Kabupaten Probolinggo telah melakukan pemeriksaan antemortem dan postmortem sesuai prosedur oleh petugas dan dokter hewan setempat. Pada pemeriksaan antemortem sapi 100% dalam kondisi dan baik dan layak untuk dipotong. Pada pemeriksaan postmortem ditemukan adanya parasit parampistomum sebesar 23,08% dan parasit fasciola sp. sebesar 7,69%. Sedangkan hasil penelitian total cemaran mikroba menunjukkan bahwa uji Salmonella sp. bebas (negatif) dari bakteri  Salmonella sp. mulai tahun 2019 sampai 2021. Sedangkan hasil uji SNI TPC menunjukkan pada tahun 2019 terdapat dua RPH yang melebihi batas cemaran maksimum, pada tahun 2020 terdapat tiga RPH, pada tahun 2021 terdapat dua RPH yang melebihi batas standar mikroba. Uji Eschericia coli tahun 2019 dan 2020 semua uji pada enam RPH melebihi standart batas cemaran mikroba, sedangkan tahun 2021 hanya terdapat satu RPH yang melebihi batas cemaran mikroba. Pada uji  Coliform pada tahun 2019 keenam RPH memiliki nilai diatas batas cemaran mikroba, pada tahun 2020 empat RPH yang memiliki nilai diatas batas cemaran. Pada tahun 2021 hanya satu RPH yang melebihi batas nilai cemaran mikroba Coliform. Uji Staphylococcus aureus pada tahun 2019 dan 2021 tidak ada yang melebihi batas cemaran miroba, sedangkakan pada tahun 2020 terdapat dua RPH yang melebihi batas cemaran miroba. Kesimpulan penelitian yaitu sudah terlaksananya manajemen pemeriksaan antemortem dan postmortem di enam RPH dan masih adanya cemaran bakteri pada daging sapi di beberapa RPH Kabupaten Probolinggo tetapi masih aman untuk dikonsumsi dengan pemasakan secara benar.

 

Kata Kunci :Daging Sapi, Rumah Potong Hewan, Pemeriksaan Antemortem dan Postmortem, Total Cemaran Mikroba.


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.