PENGARUH PEMBERIAN HORMONE KOLKISIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS (Zea Mays Saccharata L.)
Abstract
Kebutuhan jagung semakin bertambah seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk dan perkembangan industri pakan dan pangan. Namun, produksi jagung nasional belum bisa mencukupi kebutuhan dalam negeri. Berdasarkan data produksi jagung manis nasional dari tahun 2014 -2018 terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, namun demikian kondisi tersebut masih dibutuhkan impor jagung ke Indonesia. Saat ini kebutuhan jagung nasional masih dipenuhi dari produksi nasional dan impor jagung. Upaya peningkatan kualitas dan kuantitas produktivitas jagung dapat dilakukan dengan melakukan perbaikan genetiknya. Salah satu langkah yang dapat dilakukan ialah dengan menggunakan teknik pemuliaan mutasi dengan cara meningkatkan ploidi. Poliploidi dalam tanaman dapat terjadi secara alami dan buatan. Mutasi buatan paling sering digunakan dengan menggunakan zat-zat kimia, salah satu diantaranya adalah kolkisin. Penelitian ini disusun secara faktorial menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri dari dua kombinasi perlakuan. Hasil Penelitian menunjukkan pada variabel pertumbuhan tanaman jagung manis varietas paragon F1 secara keseluruhan dapat diketahui tidak menunjukkan interaksi yang nyata pada kombinasi perlakuan konsentrasi dan lama perendaman hormon kolkisin pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun dan luas daun, dan juga tidak terdapat perbedaan yang nyata antara kontrol dengan perlakuan kombinasi konsentrasi dan lama perendaman hormon kolkisin pada jagung manis varietas paragon F1. Perlakuan kombinasi konsentrasi dan lama perendaman hormon kolkisin terdapat interaksi nyata pada parameter diameter batang 28 HST (K1R3, 15,74) dan 42 HST (K3R3, 29,33), diameter tongkol (K3R3, 70,07), dan umur bunga jantan (K3R3, 57,60). Perlakuan konsentrasi pada variabel pertumbuhan, K1 (konsentrasi 300 ppm) menunjukkan hasil yang lebih baik, pada tinggi tanaman umur 42 hst, dan K3 (konsentrasi 900 ppm) pada diameter batang pada umur 14 dan 56 hst. Dan pada variabel hasil, K3 (konsentrasi 900 ppm) pada umur bunga betina, bobot basah tongkol+klobot, bobot basah tanpa klobot, dan bobot kering tongkol tanpa klobot.
Kata kunci : Jagung manis, Hormon Kolkisin, Poliploidi.
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.