ANALISA SISTEM KERJA EMS (ENGINE MANAGEMENT SYSTEM) DENGAN VARIASI TEMPERATUR AIR PENDINGIN DAN BEBAN KERJA PADA KONDISI STASIONER (ISC) KENDARAAN DAIHATSU XENIA

Waluyo Waluyo

Abstract


EMS adalah sistem pengaturan pada engine untuk mengatur pencampuran udara dan BBM yang tepat, waktu pengapian yang akurat, serta pengontrolan sistem-sistem lain pada engine, sesuai dengan kondisi dan beban kerja pada kendaraan. Komponen EMS terdiri dari sensor-sensor, ECU dan actuator. Pengontrolan engine sepenuhnya diatur oleh ECU. Setelah mendapatkan data dari sensor sensor ECU akan memberikan signal ke actuator untuk mengontrol engine, sehingga kerja dari pada engine dapat terkontrol sesuai dengan kondisi dan keadaan engine. Pengaruh sensor temperatur air pendingin sangat besar pada saat stasioner (ISC). Metode penelitian ini dilaksanakan dengan cara memvariasikan temperatur air pendingin (ECT) untuk mendapatkan massa bensin, massa udara, air fuel ratio, putaran mesin, sudut pengapian, dan konsumsi bensin pada masing masing beban ISC. Hasil dari penelitian dan pengolahan data, diperoleh konsumsi bensin akan mengalami penurunan setiap terjadi kenaikan temperatur air pendingin . Pada beban AC berkisar antara 1,123 x 10-2 s.d 2,164 x 10-2 kg/jam, pada beban power steering berkisar antara 6,311 x 10-3 s.d 9,482 x 10-3 kg/jam, pada beban electrical load berkisara antara 6,608 x 10-3 s.d 7,876 x 10-3 kg/jam dan tanpa beban berkisar antara 6,024 x 10-3 s.d 7,920 x 10-3kg/jam. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh sensor ECT sangat besar terhadap kinerja engine pada putaran stasioner (ISC).

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.