ANALISIS YURIDIS PERSETUJUAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG (PERPPU) OLEH DPR RI DALAM PERSIDANGAN BERIKUT DITINJAU DARI PASAL 22 AYAT (2) UUD 1945

Achmad Najib Ad Daroin

Abstract


Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memahami kewenanganlegislative review Dewan Perwakilan Rakyat terhadapPeraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (perppu) dan proses legislative review tersebut. Dengan menggunakanmetode penelitian yuridis normatif, hasil penelitianmenyimpulkan; Pertama Dewan Perwakilan Rakyat memilikikewenangan untuk melakukan kajian dan memberikanpersetujuan atau penolakan (legislative review) terhadap perpuyang dikeluarkan oleh Presiden. Kewenangan ini didasarkanpada Pasal 22 ayat 2 dan ayat 3 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945). Sebelum adanya amandemen UUD 1945, kewenangantersebut juga termaktub dalam Pasal 140 Konstitusi RepublikIndonesia Serikat 1949 (Konstitusi RIS 1949) dan Pasal 97 Undang-Undang Dasar Sementara 1950 (UUDS 1950), dengan penyebutan yang berbeda untuk Perppu sebagaiUndang-Undang Darurat (UU darurat). Kedua Proses legislative review terhadap Perppu melalui tahapan yang samadengan pembahasan rancangan undang-undang yang diajukanoleh Presiden. Tahapannya mencakup pembicaraan tingkat I, yang melibatkan rapat komisi, rapat gabungan komisi, rapatbadan legislasi, rapat badan anggaran, atau rapat panitiakhusus, serta pembicaraan tingkat II yang melibatkanpengambilan keputusan dalam rapat Paripurna. Perppu yang disetujui oleh DPR akan menjadi undang-undang, sedangkanjika ditolak, perpu tersebut harus dicabut dan dinyatakan tidakberlaku.

Kata kunci: Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, Legislatif Review, Dewan Perwakilan Rakyat. 

Abstract

This study aims to understand the legislative review authority of the House of Representatives on Government Regulations in Lieu of Law (perppu) and the legislative review process. Using normative juridical research methods, the results of the study concluded; First, the House of Representatives has the authority to conduct studies and give approval or rejection (legislative review) to perppu issued by the President. This authority is based on Article 22 paragraph 2 and paragraph 3 of the Constitution of the Republic of Indonesia Year 1945 (UUD NRI 1945). Prior to the amendment of the 1945 Constitution, this authority was also contained in Article 140 of the Constitution of the United States of Indonesia 1949 (Constitution of the Republic of Indonesia 1949) and Article 97 of the Provisional Constitution of 1950 (UUDS 1950), with different designations for perppu as the Emergency Law (Emergency Law). Second, the legislative review process of the perppu goes through the same stages as the discussion of draft laws submitted by the President. The stages include level I discussions, which involve commission meetings, joint commission meetings, legislative body meetings, budget body meetings, or special committee meetings, as well as level II talks involving decision making in Plenary meetings. The perppu approved by the DPR will become law, while if rejected, the perppu must be revoked and declared invalid.

Keywords: Government Regulation in Lieu of Law, Legislative Review, House of Representatives.


Full Text:

PDF

References


DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 22 Ayat (1) - (3)

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

Peraturan Presiden Nomor 87 Thun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, dalam pasal 1 angka 3

Peraturan DPR No 1 Tahun 2020 tentang Tata Tertib

Buku dan Jurnal

Ahmad, Z. (2013 ). Ilmu Politik. banten: Serang : Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN “SMH”.

Ali, Z. (2019). Metode Penelitian Hukum. jakarta: Sinar Grafika.

Anggono, B. D. (2014). Perkembangan Pembentukan Undang-Undang di Indonesia. Jakarta: Kontitusi Press.

Anonimus. ( 2019). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Fakultas Hukum Universitas Islam Malang. Malang: Fakultas Hukum Universitas Islam Malang.

Arsil, F. (2018). Menggagas Pembatasan Pembentukan dan Materi Muatan Perppu: Studi Perbandingan Pengaturan dan Penggunaan Perppu di Negara-Negara Presidensil. Jurnal Hukum & Pembangunan Volume 48 Nomor 1, h. 12.

Ashiddiqie, J. (2007). Hukum Tata Negara Darurat. Jakarta: Raja Grafindo.

Asshiddiqie, J. (2010). Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia. Jakarta Timur: Sinar Grafika.

Asshiddiqie, J. (2012). Hukum Tata Negara Dan Pilar- Pilar Demokrasi. Jakarta: Sinar Grafika . Hlm. 59-60.

Astawa, I. G. (1992). Ruang Lingkup dan Pelaksanaan Wewenang Presiden Berdasarkan Ketentuan Undang-undang Dasar 1945. Bandung: Thesis Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran h. 178-179.

Astomo, P. (2008). Hukum Tata Negara Teori dan Praktet. Yogyakarta: Thafa Media, Raja Grafindo Persada.

Atmosudirjo, P. (Jakarta). Hukum Administrasi Negara,. 1994): Ghalia Indonesia.

Bagir, M. ( 2003). Teori dan Politik Konstitusi. Yogyakarta: FH UII Press.

Budiardjo, M. (1996). Demokrasi di Indonesia: Demokrasi Parlementer dan Demokrasi Pancasila. Jakarta: Gramedia h. 37.

Budiardjo, M. (2008). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia.

Christine, C. K. (2011). Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Bumi Aksar.

Dillah, S. d. (2015). Metode Penelitian Hukum. Bandung: Alfabeta.

Efendi, D. O. (n.d.). enelitian Hukum (Legal Research.

Ekatjahjana, W. (2008). Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan Dasar-Dasar dan Teknik Penyusunannya. Bandung: Citra Aditya Bakt.

Fahmi, E. C. (2010). Hukum perbandingan Konstitusi. Yogyakarta.

Febriansyah, R. F. (2009). Eksistensi Dan Prospek Pengaturan Perppu Dalam Sistem Norma Hukum Negara Republik Indonesia. Jurnal Legislasi Indonesia.

Fitriciada, A. d. ( Yogyakarta). UUD 1945 Sebagai Revolutiegrondwet: Tafsir Poskolonial Atas Gagasan gagasan Revolusioner dalam Wacana Konstitusi Indonesia. 2011: Jalasutra .

Halim, H. (2009). Cara Praktis Menyusun & Merancang Peraturan Daerah (Suatu kajian teoritis & Praktis (Disertasi Manual Konsepsi Teoritis Menuju Artikulasi Empiris). Kencana Preneda Media Group.

Ibrahim, M. K. (1980). Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta: Pusat Studi HTN UI dan Sinar Bakti.

Indrati, M. F. (2008). Laporan Kompendium Bidang Hukum Peraturan Perundang Undangan. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem Hukum Nasional Departemen Hukum dan HAM RI.

Indrati, M. F. (2008). Laporan Kompendium Bidang Hukum Peraturan Perundang Undangan. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem Hukum Nasional Departemen Hukum dan HAM RI.

Kansil, C. (2007). Memahami Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Jakarta: Pradnya Paramita, h. 31.

Karim. ( 2004). Menggali Muatan Pancasila dalam Perspektif Islam . Jogjakarta: Surya Raya.

Kelsen, H. (1945). General Theory of Law and State. New York: New Yorkk, Russell & Russell.

Lubis, S. ( 1989). Landasan dan Teknik Perundang-Undangan. Bandung: Mandar Maju.

Magnar, B. M. (1987). Peranan Peraturan Perundang-Undangan dalam Pembinaan Hukum Nasional. Bandung: Armico.

Mamudji, S. S. (Jakarta ). Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat. 2001: Rajawali Pers.. Hlm. 26.

Muhaimin. (2020). Metode Penelitian Hukum,. Mataram: Mataram University Press.

Nasution, B. J. (2016). Metode Penelitian Ilmu Hukum. Mandar Maju.

Ochtorina, S. d. (2013). Penelitian Hukum (Legal Research). Jakarta: Sinar Grafika, hlm. 70.

Rimdan. (2012)). Kekuasaan Kehakiman Pasca-Amandemen Konstitus. Jakarta: Kencana.

Ritonga, R. (n.d.). The Existance of Government Regulation in Lieu of Law or Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPPU) in Legal System of The Republic of Indonesia. The 3rd International Multidiciplinary Conference on Social Sciences (IMCoSS 20).

S, M. F. (2007). Ilmu Perundang-undangan, Jenis, Fungsi, dan Materi Muatan, Edisi Revisi. Yogyakarta: Kanisius.

Simamora, J. (2016). Considering Centralization of Judicial Review Authority in Indonesia Constitutional System, , , Considering Centralization of JudIOSR Journal Of Humanities And Social Science (IOSR-JHSS) Vol. 21.

Subianto, A. E. (n.d.). Yurisprudensi Hukum Acara dalam Putusan MK. hlm 141.

Sueharto, S. (2006). Kekuasan Presiden RI dalam Periode Berlakunya UUD 1945. Yogyakarta: Graham Ilmu .

Sunggono, B. (1998). Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Umam, K. (2016). Teori dan Metode Perubahan Undang-Undang Dasar 1945. Yogyakarta: Thafa Media Hlm. 149.

Wahjono, P. (1989). Pembangunan hukum di Indonesia. Jakarta: ind-hill co. .

Widodo, T. T. (Jakarta). Hukum Tata Usaha Negara dan Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara Indonesia. 2011: Kencana.

Yani, A. (2011). Pembentukan Undang-Undang dan Perda,. Jakarta: Rajawali Pers h. 123.

Febriansyah, R. F. (2009). Eksistensi Dan Prospek Pengaturan Perppu Dalam Sistem Norma Hukum Negara Republik Indonesia. Jurnal Legislasi Indonesia.

Simamora, J. (2016). Considering Centralization of Judicial Review Authority in Indonesia Constitutional System, Considering Centralization of JudIOSR Journal Of Humanities And Social Science (IOSR-JHSS) Vol. 21.

INTERNET

Online, H. (2021, Desember 12 ). Hukumonline.com. Retrieved 07 10, 2023, from: https://www.hukumonline.com/berita/baca/1t598c17fce43f8/tafsir kegentingan-yang-memaksa-masih-bisa-berubah

Online, H. (2021, Desember 12). Hukumonline.com. Retrieved 07 10, 2023, from Hukum Online:https://www.hukumonline.com/berita/baca/1t598c17fce43f8/tafsir-kegentingan-yang-memaksa-masih-bisa-berubah

http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/htn-dan-puu


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Powered by Open Journal System Developer(s)Public Knowledge Project