PENGARUH PEMBERIAN TIMBAL (Pb) TERHADAP FASE LAG KURVA PERTUMBUHAN dan ZONA DAYA HAMBAT S. aureus PADA BEBERAPA JENIS ANTIBIOTIK
Abstract
Pendahuluan: Timbal (Pb) adalah polutan yang diketahui dapat menyebabkan stres oksidatif pada organisme yang terpapar, yang berpotensi menyebabkan kerusakan DNA. Bakteri memiliki mekanisme adaptif terhadap kerusakan DNA melalui pengaktifan sistem DNA Repair yang error-prone, yang dapat mempengaruhi kurva pertumbuhan bakteri dan meyebabkan mutasi acak. Penelitian ini akan melihat pengaruh Pb pada kurva pertumbuhan dan menguji mutasi yang muncul melalui uji sensitivitas antibiotik.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode in vitro dengan melakukan pemaparan bakteri Staphylococcus aureus dengan tujuh dosis Pb berseri 125 ppmhingga 1,95 ppm untuk kemudian dilihat kurva pertumbuhan melalui absorbansinya dengan spektrofotometri selama 24 jam pada suhu 37° C. Nilai Lag extension (LE) didapatkan dengan membagi waktu fase lag kontrol dengan fase lag paparan. Bakteri yang mengalami pemanjangan fase lag dilakukan uji sensitivitas menggunakan metode disc-diffusion pada antibiotik Amoxicillin, Trimetropim Sulfathomexazole, Tetrasiklin, Meropenem dan Kloramfenikol, yang diukur pada 24 jam dan 48jam. Analisis statistik data menggunakan aplikasi R Studio 1.2.5033 dengan uji Kruskal wallis dan post hoc.
Hasil: Â Hasil penelitian menunjukkan bahwa paparan Pb dengan dosis 7,8 ppm, 3,9 ppm dan 1,95 ppm secara signifikan (p<0,05) menyebabkan pemanjangan fase lag dengan nilai LE 2,3, 2 dan 2 secara berturutan, dibandingkan dengan kontrol. Uji sensitivitas menunjukkan terjadinya penurunan zona hambat pada salah satu pengulangan paparan Pb 7,8 ppm terhadap antibiotik Amoxicillin dan Meropenem,3,9 ppm terhadap Kloramfenikol dan Tetrasiklin, dan 1,95 ppm terhadap Tetrasiklin dibandingkan dengan kontrol. Dosis Pb 7,8 ppm menyebabkan toleransi di semua antibiotik uji kecuali Amoxicillin sedangkan pada dosis 3,9 ppm terjadi pada Kloramfenikol, Tetrasiklin dan Trimetropim Sulfathometoxazole (p > 0.05). Pemaparan logam berat pada dosis lain menyebabkan bakteri tetap pada fase lag selama 24 jam sehingga tidak dilakukan pengujian sensitivitas antibiotik.
Kesimpulan: Paparan Pb pada S. aureus menyebabkan pemanjangan fase lag pada dosis 7,8 ppm, 3,9 ppm, 1,95 ppm dan penurunan sensitivitas antibiotik atau toleransi secara acak pada beberapa ulangan terhadap beberapa jenis antibiotik.
Â
Kata Kunci: Resistensi Antibiotik, Fase lag, Polusi timbal, Staphylococcus aureus.
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.