POTENSI PENGHAMBATAN PERTUMBUHAN Escherichia coli DAN Salmonella typhi DARI TEMPE KEDELAI, TEMPE KACANG MERAH, DAN TEMPE KACANG TANAH
Abstract
ABSTRAK
Pendahuluan: Tempe kedelai, tempe kacang merah, dan tempe kacang tanah mengandung metabolit sekunder flavonoid yang berpotensi sebagai antibakteri. Namun efektivitas potensi antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli dan Salmonella typhi belum pernah diteliti. Penelitian bertujuan untuk membandingkan potensi antibakteri ketiga jenis tempe tersebut.
Metode: Penelitian dilakukan secara in vitro dengan pengulangan 3 kali pada dosis 25%, 50% dan 75% dari ekstrak etanol tempe kedelai, tempe kacang merah, dan tempe kacang tanah. Zona hambat antibakteri diukur melalui metode difusi cakram dengan satuan milimeter (mm). Hasil pengukuran menggunakan aplikasi ImageJ dan dianalisa statistik dengan uji Kruskal Wallis dan One Way Anova diukur dengan p<0,05 dianggap signifikan.
Hasil: Konsentrasi 75% menjadi dosis terbaik menghambat bakteri E. coli pada tempe kedelai (13.47±0.56 mm), tempe kacang merah (12.13±1.04 mm), dan tempe kacang tanah (11.22±0.18 mm). Konsentrasi 25% menjadi dosis terbaik menghambat bakteri S. typhi pada tempe kedelai (10.44±0.42 mm), tempe kacang merah (10.25±0.81 mm), dan kacang tanah (10.4±0.65 mm). Namun aktivitas antibakteri ekstrak semua jenis tempe lebih rendah dibandingkan kontrol amoxicillin dan chloramphenicol.
Simpulan: Kemampuan antibakteri ekstrak tempe kedelai, tempe kacang merah, dan kacang tanah lebih sensitif terhadap S. typhi dibandingkan E. coli.
Â
Kata Kunci: Phaseolus vulgaris, Glycine max, Arachis hypogaea, tempe, antibakteri, Escherichia coli, Salmonella typhi
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.