STUDI ANALISIS PEMILIHAN PERKERASAN LENTUR DAN KAKU (FLEXIBLE AND RIGID PAVEMENT) BERDASARKAN LIFE CYCLE COST ANALYSIS (LCCA) DI JALAN LINTAS SELATAN (JLS) KABUPATEN TULUNGAGUNG

Abstract

ABSTRAK

Proyek JLS Tulungagung menghubungkan dua Kabupaten yaitu Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Terenggalek yang direncanakan dan dibangun menggunakan tipe perkerasan lentur. Penelitian ini akan membandingkan dua jenis perkerasan yaitu perkerasan lentur dan kaku berdasarkan Life Cycle Cost Analysis (LCCA), perbandingan tersebut dihasilkan dari perhitungan tebal perkerasan, biaya pra kontruksi, biaya kontruksi dan biaya pasca kontruksi atau biaya hidup selama umur rencana yaitu selama 20 tahun. Dalam perencanaan tebal perkerasan lentur, metode yang digunakan adalah Manual Desain Perkerasan Jalan (MDP) 2017 dan diperoleh tebal perkerasan lentur yaitu LPA kelas A 30 cm, AC base 8 cm, AC-BC 6 cm dan AC-WC 4 cm. Sedangkan pada perkerasan kaku menggunakan metode Pd t-14-2003 dan diperoleh tebal LPA kelas A 30 cm, Beton kurus 10 cm dan pelat beton 22 cm. Dalam perhitungan RAB dan future value atau prediksi inflasi pada selama umur rencana yaitu sebesar 2,80 %, dihasilkan perkerasan lentur membutuhkan biaya perencanaan sebesar Rp 37.774.439.920 dan biaya perawatan dan rehabilitasi sebesar Rp 37.692.880.262, sedangkan untuk perkerasan kaku memerlukan biaya perawatan Rp 108.912.592.320 dan biaya perawatan dan rehabilitasi sebesar Rp 52.329.090.645. Hasil biaya menunjukan selisih harga dimana perkerasan lentur jauh lebih murah daripada perkerasan kaku.

Kata kunci: Perencanaan Perkerasan, Life Cycle Cost Analysis (LCCA), RAB.

ABSTRACT

The JLS Tulungagung project aims to connect two regencies, namely Tulungagung Regency and Terenggalek Regency, through the construction of a flexible pavement type. This research will compare two types of pavements, namely flexible and rigid pavements, based on Life Cycle Cost Analysis (LCCA). The comparison is derived from the calculation of pavement thickness, pre-construction costs, construction costs, and post-construction costs, or life cycle costs over a planned lifespan of 20 years. In the design of flexible pavement thickness, the method used is the Manual Desain Perkerasan Jalan (MDP) 2017, resulting in a flexible pavement thickness of LPA class A 30 cm, AC base 8 cm, AC-BC 6 cm, and AC-WC 4 cm. Meanwhile, for rigid pavement, the Pd t-14-2003 method is used, resulting in a thickness of LPA class A 30 cm, thin concrete 10 cm, and concrete slab 22 cm. In the calculation of Bill of Quantities (RAB) and future value or inflation prediction over the planned lifespan at a rate of 2.80%, it is found that flexible pavement requires planning costs of Rp 37,774,439,920 and maintenance and rehabilitation costs of Rp 37,692,880,262. On the other hand, rigid pavement requires maintenance costs of Rp 108,912,592,320 and maintenance and rehabilitation costs of Rp 52,329,090,645. The cost results indicate a price difference, where flexible pavement is much cheaper than rigid pavement.

Keywords: Pavement Design, Life Cycle Cost Analysis (LCCA), RAB.