STUDI PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL DI DESA KUTUWETAN, PONOROGO DENGAN SISTEM BIOFILTER ANAEROB-AEROB

Abstract

Waste is a problem that is quite difficult to overcome because it continues to exist following the development of human life. Humans produce waste from various activities they carry out. This can result in a decrease in quality due to waste water disposal that is not properly managed. Waste water from domestic activities consisting of gray water and black water is often channeled or thrown into canals or rivers or around the house. The waste water produced needs to be managed properly based on its characteristics in order to reduce the quality of the pollutants contained in it so that it does not pollute the environment. One efficient solution to this problem is the creation of a communal IPAL (Wastewater Treatment Plant) for its users. In order to participate in overcoming the problem of household wastewater, especially in Kutuwetan Village, Jetis District. Ponorogo, construction of a wastewater treatment unit needs to be carried out. This aims to minimize waste water content which can have a negative impact on the environment. The research results show that the average wastewater discharge capacity is 123.51 m3/day with BOD levels of 239.7 mg/L, COD of 993.7 mg/L, and TSS of 698.0 mg/L so that it does not meet the requirements. Waste Water Quality Standards are in Governor's Regulation Number 72 of 2013. With these results, a Waste Water Treatment Plant (IPAL) can be planned using an anaerobic-aerobic biofilter which includes a fat separator tank, an equalization tank, an anaerobic-aerobic biofilter, and a clarifier tank. From the planned efficiency in each processing tank, an estimate of the effluent quality is obtained which meets waste water quality standards. So that you can determine the design which can then produce a budget calculation for the cost of building the IPAL.

Keywords: Anaerobic-Aerobic Biofilter, Gray Water, WWTP.

Limbah adalah salah satu permasalahan yang cukup sulit untuk diatasi karena terus ada mengikuti perkembangan kehidupan manusia. Manusia menghasilkan limbah dari berbagai macam kegiatan yang mereka lakukan. Hal tersebut dapat mengakibatkan penurunan kualitas karena pembuangan air limbah yang tidak terkelola dengan baik. Air limbah dari kegiatan domestik yang terdiri dari atas grey water dan black water banyak dialirkan atau dibuang ke saluran atau sungai atau sekitar rumah. Air limbah yang dihasilkan perlu dikelola secara baik berdasarkan karakteristiknya agar dapat menurunkan kualitas bahan pencemar yang terkandung di dalamnya agar tidak mencemari lingkungan. Salah satu solusi efisien untuk masalah ini adalah pembuatan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) komunal bagi penggunanya. Dalam rangka turut serta mengatasi masalah air limbah rumah tangga, terutama pada Desa Kutuwetan, Kecamata Jetis. Ponorogo, pembangunan unit pengolahan air limbah perlu dilakukan. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir kandungan air limbah yang dapat memberikan dampak buruk bagi lingkungan. Hasil penelitian menunjukan kapasitas rata-rata debit air limbah sebesar 123,51 m³/hari dengan besar kadar BOD sebesar 239,7 mg/L, COD sebesar 993,7 mg/L, dan TSS sebesar 698,0 mg/L sehingga tidak memenuhi Baku Mutu Air Limbah dalam Peraturan Gubernur Nomor 72 Tahun 2013. Dengan hasil tersebut kemudian dapat direncanakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan menggunakan biofilter anaerob-aerob yang meliputi bak pemisah lemak, bak ekualisasi, biofilter anaerob-aerob, serta bak kolam ikan/kolam konservasi. Dari efisiensi yang telah direncanakan pada setiap bak pengolahan, maka didapatkan perkiraan kualitas effluent yang memenuhi baku mutu air limbah. Sehingga dapat menentukan desain yang kemudian dapat menghasilkan Perhitungan Rencana Anggaran Biaya pembangunan IPAL.

Kata Kunci: Biofilter Anaerob-Aerob, Grey Water, IPAL.