STUDI KASUS MASTITIS SUBKLINIS PADA PETERNAKAN SAPI PERAH DENGAN MANAJEMEN PEMERAHAN YANG BAIK DI DESA PANDESARI KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG

Ahmad Uzairon Alfachrozi, Nurul Humaidah, Inggit Kentjonowaty

Abstract


Penelitian ini dilakukan menggunakan metode penelitian dengan survey melalui data primer kuisioner yang ditabulasikan untuk menganalisis prosentasi kasus mastitis subklinis pada peternakan sapi perah dengan manajemen pemerahan yang baik di peternakan sapi perah di Desa Pandesari Kecamatan Pujon Kabupaten Malang. Materi penelitian sapi PFH sekitar umur 6 tahun sebanyak 50 ekor yang ada di Desa Pandesari. Data primer ditabulasikan dalam bentuk prosentase. Pengambilan sampel dengan kriteria sapi yang sedang laktasi 4-5. Variabel kasus mastitis subklinis pada peternakan sapi perah dengan manajemen pemerahan yang baik di Desa Pandesari Kecamatan Pujon Kabupaten Malang. Hasil penelitian ini dinyatakan bahwa peternak di Desa Pandesari Kecamatan Pujon Kabupaten Malang mayoritas Lama Beternak >5 tahun (90%), Tingkat Pendidikan Lulus SMA (60%), Sapi yang dimiliki >6 ekor (52%), Jumlah Sapi Laktasi >4 ekor (54%), Penyuluhan Mastitis Ada dilaksanakan (82%), Bulan Laktasi >10 bulan (58%), Produksi Susu/hari >16 liter (84%), Perlakuan Teat Dipping dengan Antiseptik(54%) ,Tidak Pernah kena mastitis (56%), Uji CMT 1 bulan sekali (58%), Pemberian Minum diberikan Ad libitum (94%), Jumlah Pakan Hijaun10 – 12 % dari berat badan (72%), Jumlah Pakan Konsentrat 2% dari berat badan (68%), Pembersihan kandang sebelum diperah (98%), Memandikan ternak (74%), Pemberian konsentrat (88%), Pengikatan ekor (96%), Menyiapkan peralatan pemerahan(100%), Pemberian pelicin (100%) Pemerahan(100%), Pemberian teat dipping (98%), Pemberian hijauan (100%),Uji CMT (negatif) 56%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Peternakan dengan manajemen pemerahan yang baik masih terdapat kasus mastitis subklinis sebesar 44% karena tidak pernah melakukan uji CMT ada 42%. Saran hasil penelitian ini Peternak dengan menejemen pemerahan yang baik harus tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap kasus mastitis subklinis dengan rutin melakukan Uji CMT seminggu sekali terutama pada saat produksi susu tinggi (˃16 l/hr) dan pada bulan laktasi ke 1-4 setelah beranak jangan terlalu banyak pakan.


Full Text:

PDF

References


Kabupaten Probolinggo. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, April 2013, Hal 1-8

Ervina, R. dkk, 2018. Isolasi dan Identifikasi Staphylococcus Epidermidis pada susu sapi PFH Penderita Mastitis Subklinis di Wukirsari, Cangkringan, Sleman, DIY. Fakultas kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada.

Hidayat, T., Risfaheri dan Nurjanah., 2002. Prevalence of subclinical mastitis in dairy cows in selected areas of Bangladesh. Bangladesh Journal Veteriner Medical.

Kentjonowaty, I., dkk 2019. pengaruh jus daun kemangi (ocimum basilicum l) sebagai teat dipping terhadap penurunan skor mastitis subklinis dan produksi susu pada sapi peranakan frisian holstein (PFH). Dosen Peternakan Universitas Islam Malang.

Magdalena. 2008. Pengaruh Waktu Pemerahan dan Tingkat Laktasi Terhadap Kualitas Susu Sapi Perah PFH.Jurnal Ilmu-ilmu Peternakan. Vol 10.3.

Mukhtar, Ashry. 2006. ilmu Produksi Ternak Perah. Surakarta: LPP UNS Press.

Nurhayati, I., Martindah , E. 2015. Pengendalian mastitis subklinis melalui pemberian antibiotik saat periode kering pada sapi perah.

Zalizar, R., Sujono., Indratmi, D., Soedarsono, Y.A., 2018. Kasus Mastitis Subklinis pada Sapi Perah Laktasi di Kecamatan Pujon Kabupaten Malang.Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 28.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.