ANALISIS PENGARUH GANGGUAN REPRODUKSI (REPEAT BREEDER) DAN MASTITIS PADA INDUK SAPI PFH TERHADAP KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN (IB) DENGAN SEMEN BEKU SEXING

Alwin Fitroh Yovananta, Nurul Humaidah, Nisa’us Sholikah

Abstract


Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh gangguan reproduksi (repeat breeder) dan mastitis pada induk Sapi PFH terhadap keberhasilan inseminasi buatan (IB) dengan semen beku sexing. Materi yang digunakan adalah 20 ekor Sapi PFH yang terdiri dari 15 ekor dengan riwayat gangguan reproduksi (repeat breeder) dan 5 ekor mastitis serta straw semen beku sexing. Metode penelitian ini adalah metode survey. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh pada saat survey ke kandang serta catatan hasil inseminasi buatan (IB) dan data sekunder diperoleh dari koperasi susu SAE Pujon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sapi dengan riwayat gangguan reproduksi repeat breeder memiliki nilai Service per Conception (S/C) 3,75, Non Return Rate (NRR) 0%, Conception Rate (CR) 0%. Sapi dengan riwayat mastitis memiliki nilai Service per Conception (S/C) 1, Non Return Rate (NRR) 100%, Conception Rate (CR) 100%. Hasil S/C pada Sapi PFH dengan riwayat angguan reproduksi lebih tinggi dibandingkan dengan Sapi PFH dengan riwayat mastitis. Hasil NRR dan CR pada Sapi PFH dengan riwayat gangguan reproduksi repeat breeder lebih rendah dibandingkan hasil dari Sapi PFH dengan riwayat mastitis. Kesimpulan penelitian adalah Sapi PFH dengan riwayat mastitis memiliki nilai bermakna terhadap keberhasilan inseminasi buatan (IB) dengan semen beku sexing dibandingkan Sapi PFH dengan riwayat gangguan reproduksi repeat breeder.

 

Kata kunci: gangguan reproduksi, mastitis, inseminasi buatan, semen beku, sexing.


Full Text:

PDF

References


Dovolou, E., Rekkas, C., Vauzaras, D., & Menegatous, I.2013. “Combined administration of gonadotropin realeasing hormone, progesterone, and meloxicam is aneffective treatment for repeat-breeder cow”. Theriogenology. 72 (1): 542−548.

Apriem, F., N. Ihsan dan S. B. Poetro. 2012. Penampilan Reproduksi sapi Peranakan Onggole Berdasarkan Paritas di Kota Probolinggo Jawa Timur. [Skripsi]. Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya Malang.

Dobson, H, Ghuman, Prabhaker dan Smith. 2013. A Conceptual Model of The Influence of Stress on Female Reproduction. Reproduction. 125 (1) : 151-163.

Fanani, S., Y. B. P. Subagyo dan Lutojo, 2013. Kinerja reproduksi sapi perah Peranakan Friesian Holstein (PFH) di Kecamatan Pudak, Kabupaten Ponorogo. Fakultas peternakan. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Feradis, 2010. Bioteknologi Reproduksi Pada Ternak. Alfabeta. Bandung.

Gunawan, M, Kaiin EM dan Said S. 2015. Aplikasi inseminasi buatan dengan sperma sexing dalam meningkatkan produktivitas sapi di peternakan rakyat. Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversity Indonesia. 1 (1) : 93-96.

Iskandar. 2011. Performan Reproduksi Sapi PO pada Dataran Rendah dan Dataran Tinggi di Provinsi Jambi. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan. 14 (1): 51-61.

Kastalani, H. Torang. dan Kurniawan, 2019. Tingkat Keberhasilan Inseminasi Buatan (IB) pada Peternakan Sapi Potong di Kelurahan Kalampangan Kecamatan Sabangau Kota Palangkaraya. Jurnal Hewani Tropika. 8 (2) : 82-88.

Kenide, H. 2016. Subclinical Endometritis And Its Effect On The Fertility Of Dairy Cattle Authors. University Of Gondar, Faculty Veterinary Medicine, Unit of Biomedical Science, Gondar, Ethiopia.

Kitching, R.P. dan Hughes GJ. 2022. Clinical Variation In Foot-And-Mouth Disease: Sheep And Goats. Rev Sci Tech Off Int des Epiz. 21 (3): 505-512.

Kumar, R., B. R. Yadav dan R. S. Singh. 2010. Genetic Determinants Of Antibiotic Resistance In Staphylococcus Aureus Isolates From Milk Of Mastitic Crossbred Cattle. Current Microbiology. s60 (5) : 379–386.

Lestari S., D. M. Saleh, dan Maidaswar. 2013 Profil kualitas Semen Segar Sapi Pejantan Limousin Dengan Umur Yang Berbeda Di Balai Inseminasi Buatan Lembang Jawa Barat. Jurnal Ilmu Peternakan. 1 (3) : 1165-1172.

Maaruf, A.A., M.R. Islam, M.M. Rahman, M.M.U. Bhuiyan, and M. Shamsuddin. 2012. “Prevalence of Reproductive Disorders of Dairy Cows in Chittagong District of Bangladesh”.Bangladesh Vet J. .46 (1) : 11-18.

Nuryadi dan S. Wahjuningsih. 2011. Penampilan Reproduksi Sapi Peranakan Ongole Dan Peranakan Limousin Di Kabupaten Malang. J. Ternak Tropika. 12 (1): 76-81.

Saputra, M., D. Suryanto dan N. Humaidah. 2023. Hubungan Antara Keberhasilan Inseminasi Buatan (IB) Berdasarkan Service Per Conception (S/C) dengan Days Open dan Kasus Mastitis pada Sapi Perah di Peternakan Rakyat. Jurnal Dinamika Rekasatwa. 6 (1) : 59-62.

Sudarwanto dan Sudarnika, E. 2010. Hubungan Antara Ph Susu Dengan Jumlah Sel Somatik Sebagai Parameter Mastitis Subklinis. Media Peternakan. 31 (2) : 56-62.

Tarigan, M. I., W. Bilyaro dan Dian L. 2022. Status Kesehatan Reproduksi Sapi Perah di Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari. Jawa Barat. Sumedang.

Yuliani, E. dan H.Y. Lukman. 2013. Aplikasi Sperma Sexing Berbasis Antioksidan Terhadap Kualitas Daya Integritas Membran Serta Daya Fertilitas Induk Sapi Bali. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. 13 (1): 25-30.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.