HUBUNGAN BODY CONDITION SCORE (BCS),SUHU RECTAL DAN KETEBALAN VULVA TERHADAP NON RETURN RATE (NR) DAN CONCEPTION RATE (CR) PADA SAPI POTONG
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Body Condition Score (BCS),
suhu rektal dan ketebalan vulva terhadap Non Return Rate (NR) dan Conception Rate (CR) pada
pelaksanaan Inseminasi buatan pada sapi potong. Materi yang digunakan adalah 30 ekor sapi
potong, di satu kecamatan yaitu Kecamatan Sumber. Metode yang digunakan adalah metode
survey, pengambilan sempelnya menggunakan purposive sampling dimana sapi pernah bunting satu
kali disuntik IB, induk sapi memiliki kriteria dalam keadaan sehat dan memperlihatkan tanda-tanda
birahi. Analisa data menggunakan uji persamaan regresi dan korelasi sederhana. Variabel yang
diamati meliputi variabel bebas: suhu rectal, ketebalan vulva dan BCS. Variabel terikat: NR dan CR.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa korelasi regresi sederhan untuk suhu rektal dengan NR terdapat
hubungan yang rendah dengan koefisien korelasi (r) = 0.27, Dan hubungan yang rendah antara suhu
rektal dengan CR dengan koefisien korelasi (r) = 0.20. Terdapat hubungan yang rendah antara
ketebalan vulva dengan NR dengan Koefisien korelasi (r) = 0.29, Dan hubungan yang rendah antara
ketebalan vulva dengan CR dengan koefisien korelasi (r) = 0.31. Terdapat hubungan yang rendah
antara BCS dengan NR dengan koefisien korelasi (r) = 0.32, Dan hubungan yang kuat antara BCS
dengan CR dengan koefisien korelasi (r) = 0.45. Kesimpulan hubungan (BCS) memiliki perpengaruh
kuat terhadap nilai CR pada sapi potong. Sedangkan hubungan suhu rectal dan ketebalan vulva
terhadap nilai NR dan CR memiliki hubungan yang rendah. Saran sebelum melakukan IB inseminator
melihat nilai BCS dulu dengan nilai BCS (3 dan 4) yang utama untuk melakukan IB setelah itu di
ukur suhu rectal dan ketebalan vulvanya.
suhu rektal dan ketebalan vulva terhadap Non Return Rate (NR) dan Conception Rate (CR) pada
pelaksanaan Inseminasi buatan pada sapi potong. Materi yang digunakan adalah 30 ekor sapi
potong, di satu kecamatan yaitu Kecamatan Sumber. Metode yang digunakan adalah metode
survey, pengambilan sempelnya menggunakan purposive sampling dimana sapi pernah bunting satu
kali disuntik IB, induk sapi memiliki kriteria dalam keadaan sehat dan memperlihatkan tanda-tanda
birahi. Analisa data menggunakan uji persamaan regresi dan korelasi sederhana. Variabel yang
diamati meliputi variabel bebas: suhu rectal, ketebalan vulva dan BCS. Variabel terikat: NR dan CR.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa korelasi regresi sederhan untuk suhu rektal dengan NR terdapat
hubungan yang rendah dengan koefisien korelasi (r) = 0.27, Dan hubungan yang rendah antara suhu
rektal dengan CR dengan koefisien korelasi (r) = 0.20. Terdapat hubungan yang rendah antara
ketebalan vulva dengan NR dengan Koefisien korelasi (r) = 0.29, Dan hubungan yang rendah antara
ketebalan vulva dengan CR dengan koefisien korelasi (r) = 0.31. Terdapat hubungan yang rendah
antara BCS dengan NR dengan koefisien korelasi (r) = 0.32, Dan hubungan yang kuat antara BCS
dengan CR dengan koefisien korelasi (r) = 0.45. Kesimpulan hubungan (BCS) memiliki perpengaruh
kuat terhadap nilai CR pada sapi potong. Sedangkan hubungan suhu rectal dan ketebalan vulva
terhadap nilai NR dan CR memiliki hubungan yang rendah. Saran sebelum melakukan IB inseminator
melihat nilai BCS dulu dengan nilai BCS (3 dan 4) yang utama untuk melakukan IB setelah itu di
ukur suhu rectal dan ketebalan vulvanya.
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.