STUDI KASUS FASCIOLOSIS SAPI POTONG DI RUMAH POTONG HEWAN SINGKAWANG KALIMANTAN BARAT

Muhammad Rahul Khadafi, Nurul Humaidah, Dedi Suryanto

Abstract


Penelitian bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kasus Fasciolosis sapi potong di Singkawang Kalimantan Barat. Materi penelitian ini adalah 50 data hati Fasciolosis dari 100 ekor sapi yang dipotong di rumah potong hewan (RPH) Singkawang serta data survey di 50 peternak pemilik sapi potong terinfeksi Fasciola hepatica. Metode penelitian adalah survey.  Data ditabulasikan dalam bentuk persentase dan dianalisa secara deskriptif. Variabel yang diamati adalah karakteristik peternak, performa sapi potong, Manajemen pemeliharaan, pengetahuan peternak tentang Fasciolosis, supporting pemerintah, pencegahan dan pengobatan. Hasil penelitian dari persentase tertinggi menunjukkan bahwa karateristik peternak meliputi umur yaitu peternak berusia 41-60 tahun 58%. Pendidikan peternak tertinggi yaitu SMA 46%. Pengalaman beternak 6-10 tahun 54%. Kepemilikan ternak 88% ternak pribadi. Performa sapi meliputi jenis sapi yaitu Sapi Bali 50%. Umur sapi yaitu 3–4 tahun sebesar 56%. Berat badan yaitu 100–150 kg 58%. Pemeliharaan ekstensif 54%. Pemberian pakan hijauan sebanyak 54%. Pengetahuan Fasciolosis adalah 100% peternak pernah mendengar faciolosis, pengetahuan gejala Fasciolosis 76% tahu. Pencegahan Fasciolosis 74% peternak tidak tahu. Pengobatan Fasciolosis 88% peternak tahu. Supporting pemerintah adalah 60% menyampaikan tidak ada penyuluhan. Pengobatan gratis dari pemerintah 76% menjawab tidak mendapatkan. Peternak yang melakukan pencegahan Fasciolosis tidak ada sama sekali atau 0%. Peternak yang melakukan pengobatan Fasciolosis ada 88%. Kesimpulan adalah Ketidaktahuan akan pencegahan Fasciolosis dan kurangnya suporting pemerintah dengan penyuluhan Fasciolosis adalah faktor utama penyebab tingginya Fasciolosis. Saran adalah melakukan edukasi tentang pencegahan Fasciolosis kepada peternak baik oleh pemerintah setempat maupun perguruan tinggi.

Kata kunci : fasciolosis, zoonosis, rumah potong hewan, post mortem


Full Text:

PDF

References


Abdulhakim Y and Addis M. 2012. An Abattoir Study On The Prevalence Of Fasciolosis In Cattle, Sheep and Goats In Debre Zeit. Town, Ethiopia. Glob Vet. 8:308-314.

Abidin, Z. 2002. Penggemukkan Sapi Potong. Agro Media Pustaka, Jakarta.

Anonimus. 1990. Data Ekonomi Akibat Penyakit. Direktorat Jendral Peternakan. Jakarta.

________. 2001. Beberapa Penyakit pada Ternak Ruminansia: Pencegahan dan Pengobatannya.BPTP, Mataram.

________. 2011. Manual Penyakit Hewan Mamalia. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Subdit Pengamatan Penyakit Hewan. Jakarta: Direktorat Kesehatann Hewan.

________. 2014. Manual Penyakit Hewan Mamalia. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Jakarta: Kementerian Pertanian.

Diah, N.W. 2002. Prevalensi Infeksi Trematoda Pada Sapi Bali yang Diobservasi Di Balai Karantina Hewan Ngurah Rai. Universitas Udayana. Bali

Edwina, S dan Cepriadi. 2006. Analisis Pendapatan Petemak Ayam Broiler Pola Kemitraan di Kota Pekanbaru. Pekanbaru. Jumal Petemakan. Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Niau. Volume 3 No 1 Februari 2006.

Hartono dan Jogiyanto. 1999. Analisis dan Disain Sistem Informasi: Pendekatan Terstrutur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Edisi 2. Andi: Yogyakarta.

Kardena. 2016. Parasit dan Parasitosis pada Hewan Ternak dan Hewan Piaraan di Indonesia. Pusat Antar Universitas Bioteknologi Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Keyyu JD, Kassuku AA, Msalilwa LP, Monrad J and Kyvsgaard NC. 2006. Cross-sectional Prevalence of Helminthes Infections in Cattle On Traditional, Small-scale and Large-scale Dairy Farms in Iringa District, Tanzania. Vet. Res. Commun 30:45 – 55.

Kithuka KM, Maingi N, Njerch FM and Ombui JN. 2002. The Prevalence and Economic Importance of Bovine Fasciolosis in Kenya an Analysis of Abattoir. Onderstepoort J. Vet. Res., 69 (4):255-262.

Koesdarto, S. 2001. Model Pengendalian Siklus Infeksi Toxocariasis Sapi dengan fFraksinasi Minyak Atsiri Rimpang Temuireng (curcuma aeruginosa roxb) di pulau Madura. J. PME. 2: 114-122.

Kusumamiharja S. 1992. Parasit dan Parasitosis pada Hewan Ternak dan Hewan Piaraan di Indonesia. Pusat Antar Universitas Bioteknologi IPB. Bogor.

Mahato SN and Harrison LJS. 2005. Control of Fasciolosis in Stall-fed Buffaloes by Managing the Feeding of Rice Straw. Trop. Anim. Health Prod 37: 285 – 291.

Makatita, J. 2014. ‘Tingkat Efektivitas Penggunaan Metode Penyuluhan Pengembangan Ternak Sapi Potong di Kabupaten Buru Propinsi Maluku’. Jurnal Agromedia. Vol. 32.No. 2.

Martindah E, Widjajanti S, Estuningsih SE, dan Suhardono. 2005. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap Fasciolosis sebagai Penyakit Infeksius. Wartazoa15 : 143-154.

Maryam, S. 2016. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Salemba Medika. Jakarta.

Mukhodam, 1980. Fascioliasis pada Sapi yang Disembelih di Rumah Potong Hewan Kodya Yogyakarta. Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Mulyawati, I. M, 2016. Pengaruh Umur, Pendidikan, Pengalaman dan Jumlah Ternak Peternak Kambing Terhadap Perilaku Sapta Usaha Beternak Kambing di Desa Wonosari Kecamatan Patebon. Agromedia. 34(1).

Purwanta, Ismaya NRP, dan Burhan. 2006. Penyakit Cacing Hati (Fascioliasis) pada Sapi Bali diperusahaan Daerah Rumah Potong Hewan (RPH) kota Makassar. Jurnal Agrisistem. Vol. 17.No. 2.

Purwono E. 2010. Tingkat Kejadian Penyakit Cacing (Helminthiasis) pada Sapi Bali (Bos sondaicus) di SP I, II dan III Distrik Prafi Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat. Jurnal Triton Vol 4. No.I.

Putra, I.N.G.A. 2002. Prevalensi Cacing Trematoda pada Sapi Bali di Kecamatan Kuta. Universitas Udayana, Bali.

Sitompul, A.F., O. Syahrial dan Y. Pangestiningsih. 2014. Uji Efektifitas Insektisida Nabati terhadap Mortalitas Leptocorisa acuta Thunberg. (Hemiptera : Alydidae) pada Tanaman Padi (Oryza sativa L.) di Rumah Kaca. Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan. Jurnal Agroekoteknologi ISSN N0. 2337-6597. Vol.2, No. 3 : 10751080, Juni 2014. Hal. 1075-1080

Soulsby, EJL. 1986. Helminth, Arthropods, and Protozoa of Domesticated Animals. Tindal, London

Sadarman J, Handoko, dan Febrina D. 2007. Infestasi Fasciola sp. pada sapi Bali dengan sistem pemeliharaan yang berbeda di Desa Tanjung Rambutan Kecamatan Kampar. Jurnal Peternakan 4:37-45.

Sayuti L. 2007. Kejadian Infeksi Cacing Hati (Fasciola sp.) pada Sapi Bali Di Kabupaten Karangasem, Bali [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Surya, W.D., 1997. Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Peternak dan Pemeliharaan Sapi Perah di Wilayah Pos Keswan Tanjung Sari, Sumedang [Skripsi].Jurusan Penyakit Hewan dan Kesehatan Nasyarakat Veteriner. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Tantri, N. 2013. Prevalensi dan Intensitas Telur Cacing Parasit pada Feses Sapi (Bos Sp.) Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Pontianak Kalimantan Barat. Probiont 2:102-106.

Wulandari, M 2013. Pemanfaatan Ekstrak Tanaman Tembakau (Nicotianae Tobacum L) Sebagai Pestisida Untuk Pengendalian Hama Ulat Grayak Pada Tanaman Cabai. Prosiding Seminar Nasional,


Refbacks

  • There are currently no refbacks.