PENGARUH PENGGUNAAN MAGGOT DALAM RANSUM AYAM PETELUR JANTAN PERIODE FINISHER TERHADAP BIAYA PAKAN PERKILOGRAM PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN IOFC

Moch Widayat, Muhammad Farid Wadjidi, Irawati Dinasari

Abstract


Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh penggunaan maggot dalam ransum ayam petelur jantan periode finisher terhadap biaya pakan perkilogram pertambahan bobot badan dan IOFC. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode percobaan, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Terdiri 4 perlakuan dan 4 ulangan, setiap ulangan berjumlah 5 ekor ayam. Adapun perlakuan yang diberikan, yaitu P0 100% Pakan komersial. P1 85% ransum ditambah 15% tepung maggot. P2 80% ransum ditambah 20% tepung maggot. P3 75% ransum ditambah 25% tepung maggot.Hasil rata – rata biaya pakan per kilogram pertambahan bobot badan yaitu, (P0) Rp. 22335,-ᵃ. (P1) Rp. 13671,-ᵇ, (P2) Rp. 12402,-ᵃ, dan (P3) Rp. 11022,-ᶜ, diketahui bahwa penggunaan maggot 25% dalam ransum menunjujkanpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap biaya pakan per kilogram dan pertambahan bobot badan dan hasil rata – rata Income Over Feed Cost yaitu (P0) Rp.6159,-ᵃ, (P1) Rp.9581,-ᵇ, (P2) Rp.11056,-ᵇ, dan (P3) Rp.12937,-ᶜ. diketahui bahwa penggunaan maggot 25% dalam ransum berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap Income Over Feed Cost. Hasil penelitian menunjukan penggunaan 25% tepung maggot BSF (Black Soldier Fly) dalam ransum ayam petelur jantan fase finisher mampu menurunkan biaya pakan perkilogram pertambahan bobot badan sebesar Rp.11022,- dan meningkatkan Income Over Feed Cost sebesar Rp.12937,-.
Kata kunci : Ayam petelur jantan, tepung maggot, ransum, biaya pakan per kilogram bobot badan, income over feed cost.


Full Text:

PDF

References


Amrullah, I. K. 2004. Nurtisi ayam petelur. Cetakan ke 3. Lembaga Satu Gunung Budi, Bogor.

Fahmi, M. R, Hem S, Subamia I. W. 2007. Potensi maggot sebagai salah satu sumber protein pakan ikan. Dalam: Dukungan Teknologi untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewan dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat. Prosiding Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVII. Bogor (Indonesia): Puslitbangnak. hlm. 125-130.

Hossain, M. A., A. F. Islam dan P.A. Aji. 2013. Growth responses, excreta quality, nutrient digestibility, bone development and meat yield traits of broiler chickensfed vegetable or animal protein diets. South Africa J. Anim. Sci. 43 (2) : 208-218.

Ketaren, P. P. 2010. Pakan Alternatif Itik. Balai Penelitian Ternak, P.O. Box221, Bogor, 16002.(http://medpub.litbang.pertanian.go.id/index.php/wartazoa/article/download/766/775)

Rasyaf. 2002. Manajemen Peternakan Ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta

_______. 2007. Pemeliharaan Ayam Pedaging. Swadaya. Jakarta.

Riyanti., Gustira., Kurtini. 2015. Pengaruh Kepadatan Kandang TerhadapPerforma Produksi Ayam Petelur Fase Awal Grower. Jurnal IlmiahPeternakan Terpadu Vol. 3(1): 87-92.

(http://repositori.uinalauddin.ac.id/11847/1/M.%20SURWANTO%20UDIN.pdf)

Rizkuna, A., U. Atmomarsono dan D. Sunarti. 2014. Evaluasi pertumbuhan tulang ayam kampung umur 0-6 minggu dengan taraf protein dan suplementasi lisin dalam ransum. J. Ilmiah dan Teknologi Peternakan. 3 (3) : 121-125.

Sumadi. 1995. Pengaruh Penggunaan Berbagai Tingkat Tetes dalam Ransum terhadap Bobot dan Persentase Daging, Darah, Tulang Serta Organ Dalam Ayam Ras Petelur Jantan Tipe Medium. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Swadaya. Jakarta.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.