ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA SAPI PERAH BERBASIS MANAJEMEN REPRODUKSI PADA KELOMPOK PETERNAK DI KABUPATEN MALANG

Moch. Rifa'i, Inggit Kentjonowaty, Umi Kalsum

Abstract


 

                   Mayoritas pengembangan ternak di Indonesia masih mengandalkan bisnis ternak rakyat. Untuk merangsang pengembangan bisnis ternak rakyat, perlu ada sentuhan dan dukungan dari pemerintah Indonesia dalam bentuk bimbingan teknis tentang peternakan dan bantuan dengan kuman ternak dan fasilitas ternak melalui kelompok-kelompok peternak. Masalah yang sering dihadapi dalam bisnis ternak rakyat antara lain; manajemen reproduksi yang rendah, manajemen pemeliharaan dan manajemen pemberian pakan yang belum kompatibel dengan teknologi peternakan, biaya pakan tinggi dan modal usaha kecil  

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perkembangan sapi perah dalam hal manajemen reproduksi yaitu; Layanan per Konsepsi, Interval Hari Terbuka dan melahirkan melalui peternak kelompok di Kabupaten Malang. Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Kasembon, Ngantang, Pujon, Lawang dan Ngajum. Metode penelitian adalah studi kasus dengan menyebarkan kuesioner. Materi penelitian ini adalah anggota kelompok penerima sapi perah di 5 kabupaten, yaitu masing-masing kelompok diambil 10 orang dan 10 ekor sapi perah. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah Manajemen Reproduksi; (Layanan per Konsepsi, Hari Terbuka dan Calving Interval). Analisis sifat kuantitatif ternak dan perkembangan reproduksi yang diperoleh kemudian dihitung rata-rata dan standar deviasi kelompok. Untuk mengetahui pengaruh kelompok dan periode laktasi terhadap kinerja reproduksi, analisis varians (ANOVA) digunakan dan analisis varians dilakukan dan dilanjutkan dengan uji LSD.

Hasil yang diperoleh dengan nilai rata-rata pelayanan per konsepsi dalam laktasi pertama p eriod 2.56 dan pada periode laktasi kedua 2.1 dan pada periode laktasi ketiga 3.88. Periode laktasi memiliki efek yang sangat signifikan (P <0,01) pada layanan per konsepsi. Selanjutnya, nilai rata-rata Days Terbuka pada periode laktasi pertama adalah 118,42 hari dan pada periode laktasi kedua adalah 98 hari dan pada periode laktasi ketiga adalah 154,3 hari, menunjukkan bahwa periode laktasi memiliki efek yang sangat signifikan pada Days Open. Untuk variabel Calving Interval, nilai rata-rata pada periode laktasi pertama adalah 0 hari dan pada periode laktasi kedua 373 hari dan pada periode laktasi ketiga 434,2 hari. Periode laktasi memiliki efek yang sangat signifikan pada Calving Interval, sedangkan kelompok peternak tidak berpengaruh pada kinerja reproduksi. * Diikuti dengan tes LSD untuk mengetahui perbedaan antara periode laktasi. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok tidak mempengaruhi kinerja reproduksi tetapi periode laktasi mempengaruhi kinerja reproduksi dalam hal konsepsi layanan, hari buka dan interval melahirkan (2) semakin tinggi periode laktasi semakin tinggi nilai layanan per konsepsi. , hari buka dan interval melahirkan. Berdasarkan nilai dari 5 kelompok yang diteliti, paling banyak

kelompok reproduksi yang efisien adalah kelompok 5. Penampilan reproduksi berhubungan dengan manajemen pemeliharaan dan manajemen reproduksi sehingga perlu untuk meningkatkan manajemen pernikahan, catatan, manajemen pakan dan pemberian makanan yang baik.pengembangan populasi sapi perah dalam kelompok pemulia.

Kata Kunci : sapi perah, manajemen reproduksi, kelompok peternak.

The majority of livestock development in Indonesia still relies on the people's livestock business. To stimulate the development of the people's livestock business, it is necessary to have a touch and support from the Indonesian government in the form of technical guidance on animal husbandry cultivation and  assistance with livestock  germs and  livestock facilities through breeders' groups. Problems  that  are  often  faced  in  the  people's  livestock  business  include; low  reproduction management, maintenance management and feeding management that are not yet compatible with animal husbandry technology, high feed costs and small business capital.

The purpose of this study is to analyze the development of dairy cattle in terms of  reproduction management namely; Service per Conception, Days Open and Calving Interval through breeders' groups in Malang Regency. The location of the study was conducted in the sub-districts of Kasembon, Ngantang, Pujon, Lawang and Ngajum. The research method is a case study by distributing questionnaires. This research material is a member of a group of dairy cattle recipients in 5 districts, namely each group is taken 10 people and 10 dairy cows. The variables observed in this study were Reproductive Management; (Service per Conception, Days Open and Calving Interval). Analysis of the quantitative nature of livestock and reproductive development obtained was then calculated on average and the standard deviation of the group. To find out the effect of groups and lactation periods on reproductive performance, an analysis of variance (ANOVA) was used and analysis of variance was performed and continued with LSD test.

The results obtained by the average value of sevice per conception in the first lactation p eriod 2.56 and in the second lactation period 2.1 and in the third lactation period 3.88. The lactation period had a very significant effect (P <0.01) on service per conception. Furthermore, the average value of Days Open in the first lactation period was 118.42 days and in the second lactation period was 98 days and in the third lactation period was 154.3 days, showing that the lactation period had a very significant effect on Days Open. For the Calving Interval variable, the average value in the first lactation period is 0 days and in the second lactation period 373 days and in the third lactation period 434.2 days. The lactation period has a very significant effect on the Calving Interval, while the breeder group has no effect on reproductive performance. * Followed by LSD test to find out the differences between lactation periods. The conclusions of this study indicate that the group does not affect reproductive performance but the lactation period influences reproductive performance in terms of service p er conception, days open and calving interval (2) the higher the lactation period the higher the value of service per conception, days open and calving interval. By value from the 5 groups studied, the most efficient group of reproduction is group 5. Appearance of reproduction is related to maintenance management and reproduction management so that it is necessary to improve the management of marriages, records, feed management and good feeding development of the dairy cow population in the breeders group.

Keywords: dairy cows, reproduction management, breeder groups.

Full Text:

PDF

References


Abriyanti, W.H., E. Setyawti., dan P. Surjowardojo. 2013. Penampilan Produksi Susu Sapi Peranakan Friesian Holstein Berdasarkan Body Condition Score di Wilayah Kerja Koperasi Agro Niaga (KAN) Jabung Kabupaten Malang. Universitas Brawijaya. Malang

Anggraeni A, Fitriyani Y, Atabany A, dan Komala I., 2008. Penampilan produksi susu dan reproduksi sapi Friesian Holstein di Balai Pengembangan Pembibitan Ternak Sapi Perah Cikole, Lembang. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner; Bogor 11-12 Nop 2008. Departemen Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Purba., 2008. Gangguan reproduksi sapi perah di PT Greenfield Indonesia, Malang.

Direktorat Program Diploma IPB. Bogor

Sarwiyono, Djoharyani, T and Ibrahim, M.N.M., 1993. Housing and manajemen of dairy attle in small scale from of East Java in Indonesia. Asian Austr J Anim Sci 6:319-468.

Sudono, A., 2003. Ilmu Produksi Ternak Perah. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor

Zainudin, M., Ihsan, M.N dan Suyadi., 2015. Efisiensi reproduksi sapi perah PFH pada berbagai umur di CV. Milkindo Berka Abadi Desa Tegalsari Kecamatan Pekanjen Kabupaten Malang. J. Ilmu-ilmu Peternakan, 24 (3): 32 – 37


Refbacks

  • There are currently no refbacks.